Namrole-Radarnasionalnews.com-
Suasana sakral dan acara kenegaraan dalam upacara pengukuhan Pasukan Pengibar bendera pusaka (Paskibraka) Kab Bursel,”Bupati Buru Selatan. La Hamidi. SH. Salah memasang Kendit pada saat pengukuhan insiden ini sangat mengejutkan sekali, hal tersebut terjadi di tengah upacara pengukuhan dan di saksikan oleh para tamu dan undangan lainnya acara pengukuhan tersebut digelar di Gedung Serba guna Kab Bursel pada Jumat. 15-Agustus 2025
Insiden yang terjadi bukan hanya itu saja tetapi juga akan terjadi pada Seorang anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Buru Selatan tiba-tiba jatuh dan pingsan di tengah prosesi pengukuhan. Peristiwa tersebut terjadi tak lama setelah prosesi penyematan kendit kepada Bupati yang baru dikukuhkan.,
Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Buru Selatan., La Hamidi., S.H. Selaku Inspektur upacara., turut hadir Forkopimda., A.K.B.P., Andi. P. Lorena. S.I.K. M.H., Wakil Bupati Bursel.,Gerson Eliaser Selsily., S.E. M.Pd. Ketua DPRD Kab Bursel Ahmad Umasangaji., S.Pd. Sekertaris Daerah Kab Bursel., Hadi Longa., S.E. M. Si. Danramil 1506/ Koramil-02 Leksula Kapten Inf.,Abas Siolon., Para Perwira TNI-POLRI., Pimpinan OPD Lingkup Pemda Bursel., hingga Orang tua Angota Paskibraka maupun tamu undangan lainnya.,
Pengukuhan Paskibraka, baik di tingkat kabupaten maupun lebih tinggi, adalah acara yang sakral dan memiliki makna kenegaraan yang penting, meskipun dilakukan di tingkat daerah. Acara ini bukan hanya seremoni biasa, melainkan memiliki makna simbolis dan historis yang mendalam.
Dengan mengucapkan Ikrar Putra Indonesia Saat pengukuhan, anggota Paskibraka mengucapkan “Ikrar Putra Indonesia”, sebuah janji setia kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini adalah pernyataan komitmen yang sakral dan serius.
Selain itu Mencium Bendera Pusaka (atau duplikatnya) saat pengukuhan merupakan simbol kesetiaan dan penghormatan terhadap lambang negara.itu suatu kehormatan atau Penghargaan yang sangat mulia pada saat.,Prosesi pengukuhan yang khidmat dan penuh makna menunjukkan penghargaan tinggi terhadap tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh anggota Paskibraka.
Paskibraka bertugas mengibarkan dan menurunkan Bendera Pusaka pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan dan Hari Lahir Pancasila di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.itu menjadi Simbol Kedaulatan.
Paskibraka sebagai penjaga dan pengibar simbol kedaulatan negara.yang diharapkan menjadi teladan dalam menyebarkan nilai-nilai Pancasila.Meskipun dilakukan di tingkat kabupaten/kota, pengukuhan Paskibraka tetap memiliki makna kenegaraan karena merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang terstruktur dan memiliki tujuan yang sama di seluruh wilayah Indonesia.
Jadi, pengukuhan Paskibraka, baik di tingkat kabupaten maupun lebih tinggi, adalah acara yang sakral dan memiliki makna kenegaraan yang penting. Ini bukan sekadar seremoni biasa, tetapi merupakan simbol penghormatan terhadap negara dan komitmen terhadap nilai-nilai kebangsaan.
Sehingga Insiden Kesalahan pemasangan kendit Oleh Bupati Buru Selatan La. Hamidi. SH.dalam Upacara Pengukuhan Pasukan Pengibar bendera pusaka tingkat kabupaten Buru selatan,” akan menjadi ritme jalannya upacara sehingga menjadi pertanyaan bagi para tamu undangan lainnya atas apa yang baru saja terjadi saat pengukuhan paskibraka tahun ini karena pada tahun-tahun sebelumnya tidak pernah terjadi kesalahan seperti ini,”
“Awalnya satu anggota Paskibra jatuh dan tidak sadarkan diri dan Dua rekannya juga terlihat goyah dan hampir jatuh,” tetapi mampu bertahan hingga sampai ada pertolongan dari para Purna paskibraka (PPI) Kab Bursel, panitia dan petugas keamanan,”ungkap seorang saksi mata yang tidak mau disebutkan namanya.
Anggota paskibra yang jatuh pingsan langsung di tangani oleh tim medis dan mendapatkan penanganan cepat. Dua anggota lainnya berhasil ditenangkan sebelum situasi menjadi lebih buruk.
Insiden ini memicu keprihatinan dari berbagai pihak, terutama karena acara tersebut merupakan momen penting dan sakral. acara kenegaraan yang muai dan Beberapa pihak menilai kelalaian dalam tata cara pengukuhan ini karena kurangnya koordinasi antara Panitia Paskibraka atau Dinas terkait dengan Protokol sehingga menjadi penyebab utama dalam insiden ini. dan kesalahan yang fatal adalah Panitia Paskibraka atau dinas terkait tidak ketelitian dalam menangani Prosesi kegiatan Paskibraka tersebut tingkat kabupaten,
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari panitia penyelenggara terkait atas insiden tersebut.
Insiden ini menjadi peringatan penting akan pentingnya protokol dan ketelitian dalam acara kenegaraan, terutama yang melibatkan simbol-simbol kehormatan dan generasi muda seperti Paskibraka.(MG-08)